MUARAENIMONLINE.COM – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Serasan melaksanakan kegiatan yang menghubungkan dunia akademik dengan masyarakat lokal di Desa Gunung Megang Dalam, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Salah satu agenda kegiatan yang menarik adalah kunjungan mahasiswa KKN ke pengrajin songket yang terkenal dengan keterampilan tradisional yang telah diwariskan turun-temurun. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan budaya lokal kepada mahasiswa sekaligus mendalami proses pembuatan songket yang menjadi salah satu warisan budaya Indonesia.
Songket yang dihasilkan di desa ini memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri, dengan motif-motif yang mencerminkan kearifan lokal dan kebudayaan masyarakat setempat. Keindahan kain songket yang terbuat dari benang emas dan perak membuatnya menjadi simbol kemewahan dan keberhasilan, sering digunakan pada acara-acara adat seperti pernikahan, upacara, dan perayaan penting lainnya.
Pengrajin songket di desa ini sebagian besar merupakan perempuan yang sudah lama menekuni kerajinan tangan ini. Meskipun teknologi semakin berkembang, mereka tetap mempertahankan teknik tradisional dalam pembuatan songket dengan menggunakan alat tenun manual, yakni ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). Proses pembuatan songket ini memerlukan ketelitian, kesabaran, serta keterampilan yang tinggi, sehingga setiap lembar songket yang dihasilkan memiliki nilai seni yang tinggi.
Kunjungan mahasiswa KKN Universitas Serasan ke desa ini bukan hanya sekadar observasi, tetapi juga untuk mempelajari dan mendalami proses pembuatan songket secara langsung. Para mahasiswa berkesempatan untuk melihat bagaimana pengrajin mengolah benang, menyusun pola, dan menenun hingga tercipta sebuah kain songket yang indah. Mereka juga diajak berdiskusi dengan para pengrajin tentang tantangan yang dihadapi dalam melestarikan kerajinan songket ini di tengah modernisasi yang terus berkembang.
Dalam kunjungan tersebut, para mahasiswa tidak hanya belajar tentang teknik pembuatan songket, tetapi juga memahami filosofi yang terkandung dalam setiap motif yang ada pada kain songket. Setiap motif memiliki makna tertentu yang berkaitan dengan kehidupan dan harapan masyarakat setempat. Para pengrajin songket di desa Gunung Megang Dalam sangat bangga akan warisan budaya ini, dan mereka berharap generasi muda dapat melanjutkan tradisi yang telah dijalankan.
Selain aspek pendidikan budaya, kunjungan mahasiswa KKN juga bertujuan untuk membantu pengrajin songket dalam mengembangkan usaha mereka. Para mahasiswa memberikan ide-ide kreatif mengenai pemasaran dan pemanfaatan media sosial untuk mempromosikan produk songket desa Gunung Megang Dalam ke pasar yang lebih luas. Salah satu hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah pentingnya memanfaatkan platform digital dan e-commerce untuk meningkatkan penjualan songket, baik secara lokal maupun internasional.
Selain itu, mahasiswa KKN juga memberikan pelatihan singkat mengenai manajemen usaha kecil dan cara meningkatkan kualitas produk melalui teknik pemasaran yang lebih efisien. Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian desa, sekaligus memperkenalkan songket sebagai produk unggulan yang memiliki daya saing tinggi.
___________
Penulis: Aldina, Mahasiswi Universitas Serasan